JUST FOR YOU PART 2 CREATED BY : ECHA
Lalu..
Di tengah derasnya hujan, laki-laki itu membuka pintu mobilnya lalu turun dari mobil dan mendekati Sivia.
“ngapain loe disini? Ayo ikut gue. Biar gue antar pulang!” kata cowok itu dengan nada kecemasan.
“em, gak. gue nunggu bus lewat aja deh.. makasih.” Sivia menolak ajakan laki-laki itu.
”udahlah. Ayo.” Kata laki-laki itu kembali dengan nada sedikit memaksa.
“gak. Makasih De! Gue nunggu bus lewat aja.”
“Vi. Sampai kapan sih loe menjauh dari gue?” tanya laki-laki itu.
“gue gak jauhin loe ko De.”
“trus? Knpa loe nolak gue ajak pulang sekarang?”
“em, em, gak papa. Gue cuman lagi pengen naik bus aja.”
“ya udah deh. Kalau gitu, Gue nungguin loe sampai busnya dateng aja.”
Buset dah. Nie cowok keras kepala banget sih,, batin Sivia.
“eh, gak usah De! Ngerepotin tau!” kata Sivia.
“Vi, jujur gue masih sayang sama loe! Apa gue salah kalo gue cuman pengen ngejagain loe walaupun loe udah bukan milik gue lagi?”
Sesaat Sivia tercengang dengan perkataan laki-laki ini. Ia terdiam.
“ya udah deh. Terserah loe aja De! Tapi kalau busnya lama, loe pulang duluan aja gak papa kok.”
“gak. Gue mau nunggu sampe busnya dateng!”
“yaudah kalo mau loe begitu.”
***
Sementara itu.. di rumah,,, Kiki menunggu Patton dan Sivia dengan nada harap-harap cemas.
“hujan-hujan gini kok Patton sama Via belum pulang juga sih!”
Tiba-tiba..
Tok.. tok.. tok..
“nah. Itu pasti mereka !”
Kemudian Kiki berlari membuka pintu rumahnya. Betul saja. Patton sudah berdiri di depan pintu rumahnya sambil mendengarkan lagu –Demi Cinta- by Kerispatih dari i-podnya.
“Eh, patton udah pulang. Naik apa de?”
“diantar sama Cakka kak! Kebetulan rumahnya Cakka searah. Jadi dia ngajak Patton bareng deh.”
“oh, ya udah deh.”
Kemudian Kiki celingak celinguk. Matanya tertuju ke seluruh jalanan depan rumahnya.
“Sivia mana Ton? Kamu gak pulang bareng Sivia?” tanya Kiki.
“loh, bukannya kak Via udah pulang daritadi ya kak?”
“hah?”
“iya. Tadi Patton lihat kak Sivia jalan bareng sama kak Riko.”
“Riko?”
“iya kak!” kata Patton dengan suara tegas dan bingung melihat kakak laki-lakinya ini.
Tanpa berfikir panjang, Kiki segera mengambil handphonenya lalu mencari kontak dengan nama Riko.
Setelah dapat, Kiki langsung menghubunginya.
Tuuuuuut.. tuuuuuut…
“Halo?”
“Halo! Riko?”
“iya. Kenapa Ki?”
“Ko! Loe dimana sekarang?”
“di mall. Emangnya kenapa Ki?”
“loe bareng sama Sivia ?”
“oh, Sivia,.. enggak tuh.. gue gak bareng sama Sivia. Emangnya kenapa?” tanyanya dengan polos seperti orang yang gak punya dosa sama sekali.
“loh, gimana sih? Sivia belum pulang juga nih. Katanya Patton,, loe tadi pulang bareng Sivia?!!!” tandas Kiki.
“oh, tadinya sih gitu Ki. Tapi gak jadi. Soalnya gue… gue.. ”
“apa?”
Ternyata daritadi Riko belum terlalu sadar dengan obrolannya bersama Kiki di telfon. Ia baru sadar setelah Silla lepas dari pandangannya (Silla beranjak ke toilet). Silla memang membuat Riko lupa akan segalanya. Sampai-sampai ia baru tersadar kalau Sivia belum ada di rumah sampai saat ini.
“Ko! Kok loe diam sih? Sekarang Sivia dimana??” tanya Kiki.
“ya ampun Ki !!!! gue lupa!! tadi tuh Via gue suruh pulang sendiri. Soalnya gue mau jalan sama Silla ke mall. Udah dari jam 2 tadi gue ninggalin dia di sekolah. Belom pulang juga ya dia?”
“apa?? Loe bego banget sih Ko!! Loe ninggalin adek gue di sekolah sendirian! udah jam 3 nih . tapi Sivia belom pulang juga ! Malah hpnya gak aktif lagi! Huuuuuuh!! Gue sama Patton mau nyari dia dulu! Pokoknya kalau sampai ada apa-apa sama Via,, loe bakalan gue jadiin bakso! Trus gue makan!”
“maaf! Maaf! Ki, gue ikut deh nyari Via! Tunggu gue disitu ya.”
“apa? Nunggu loe? Sempat Sivia diculik tau gak! Udah ah! Mendingan loe heppy heppy aja tuh bareng cewek baru loe di mall !” tandas Kiki dengan suara bentakannya. lalu Kiki mengakhiri obrolannya dengan Riko.
“Ki, Ki ! halo? Yaaaah,, kok dimatiin sih !”
***
“aduuh. Kak Sivia dimana sih kak? Ya Tuhan.. jagalah kak Sivia. Jangan sampai ada yang gangguin dia..” cemas Patton.
“Aduuh Ton, kata-katamu bikin kakak panik.. Ntar mobilnya nyungsep ke got nieh.” Kata Kiki.
“eh, iya kak. Maaf. Patton cuman takut kalau ada apa-apa sama kak Sivia.”
“ya kakak juga takut. Sama kayak kamu Ton. Tapi berdo’anya dalam hati aja Ton..”
“he-eh .. iya kak. Eh, itu bukannya Kak Sivia,, Kak?”
“mana Ton??”
“itu.. di halte kak. Ayo kita ke sana kak.!!”perintah Patton.
“iyaaaa itu Sivia…… ayo kita kesana Ton!!” kata Kiki.
“nah lho?” kata Patton yang sembari tertawa kecil melihat tingkah laku kakak laki-lakinya itu.
***
Sementara itu…
Suasana di halte terasa hening. Tak ada yang mau bicara satu sama lain. Sivia memikirkan Gabriel yang tak kunjung pulang dari Perancis.. Sementara itu, Debo memikirkan bagaimana caranya dia bisa kembali memiliki Sivia..
Tiba-tiba Debo membuka obrolan diantara mereka.
“Vi, Debo mau nanya sesuatu yang kemaren belom sempat Via jawab.”
“oh, itu.. ?”
“em, Waktu kita putus minggu kemaren, loe nggak mau bilang apa alasan loe mutusin gue. Sekarang Debo tanya, apa alasan Via mutusin Debo?”
Sebenarnya Sivia tidak mau menjawab pertanyaan yang terucap dari mulut Debo itu. Tapi, jika dia tidak menjawabnya, Debo akan selalu bertanya perihal putusnya hubungan cinta mereka.
“em, gini.. tapi Debo janji dulu sama Via gak bakalan marah.”
“iya, Debo janji. Apa ?”
“em,, sebenarnya Via mutusin Debo karena … emm… ” Sivia kembali tidak yakin.
“apa Vi? Jawab aja. Via naksir cowok lain? Atau Via ngerasa nggak nyaman kalau sama Debo? Atau…… emm, apa sih ? ”
“Gini.. Ada seseorang yang nggak bisa tergantikan di hati gue, De. Seseorang itu udah buat gue mati rasa kalau dekat sama cowok lain. Gak ada orang lain yang bisa mengisi hati gue selain dia. Dia orang pertama yang udah bikin gue ngerasa bahagia setelah sekian lama gue ditinggal Bunda pergi ke surga..” Sivia ingin menangis.. tapi ditahan, kemudian ia melanjutkan penjelasannya.
“dia udah bikin hati gue buta. Sampai-sampai gue merasa kalau dia adalah seseorang yang dikirimkan Bunda untuk nemenin gue De..” Kali ini Sivia benar-benar menitikkan air mata kesedihannya.
Debo merasa hatinya sakit sekali saat ini. Ternyata selama ini.. Sivia sama sekali tidak ada perasaan apa-apa kepadanya.
Hening sejenak..
Lalu..
“jadi? Loe putusin gue gara-gara cowok ini? Siapa sih dia? Sion? Rio? Atau Cakka? Atau mungkin…… Gabriel? Temen SMP kita dulu? Yang pergi ke Perancis itu? Iya? ”
Sivia tercengang kaget. Ia tidak menyangka kalau Debo bisa menebak isi hatinya. Tanpa basa-basi Sivia menjawab pertanyaan Debo..
“iya. De. Gabriel orang special yang pernah ada di hati gue.!” kata Sivia dengan tegas namun sedikit lirih.
Debo hanya terdiam mendengar itu.
“em, De, gue mau jujur sama loe. Sebelumnya, gue minta maaf sama loe. Sebenarnya gue nerima loe dulu bukan karena gue suka sama loe. Tapi karena gue ingin mencoba membuka diri untuk cowok lain selain Gabriel yang ada di hati gue. Tapi ternyata gak bisa De. Makanya Gue mutusin loe tanpa ada alasan yang jelas waktu itu. Sekali lagi maaf De. Gue gak bisa nyembunyiin perasaan gue yang sebenarnya. Gak ada yang bisa gantiin posisi Gabriel di hati gue.” Kata Sivia dengan sedikit tegas sambil memegang kedua tangan Debo.
Tak lama kemudian..
Debo lalu melepas genggaman tangan Sivia itu.. lalu berjalan dengan sangat cepat ke mobilnya tanpa sedikit pun menoleh kearah Sivia. Ia pun lupa akan niatnya untuk menemani Sivia sampai busnya datang. Setelah menyalakan mesin mobilnya, Debo pun melintas dengan kecepatan tinggi.
Sivia merasakan kekecewaan yang sangat mendalam di hati Debo. Tapi apa boleh buat. Ia tidak bisa terus menerus membohongi dirinya kalau ia sama sekali tidak ada perasaan apa-apa terhadap Debo. Ia hanya ingin menunggu Gabriel, Gabriel, dan Gabriel. Tak ada yang lain difikirannya selain Gabriel.
Kemudian Sivia menutup wajahnya dengan kedua tangannya,, kembali merasakan kesedihan. Dan,,, Ia menangis.
Kiki dan Patton sedari tadi menyaksikan kejadian hebat yang terjadi terhadap Sivia dan Debo. Sebenarnya mereka telah menemukan Sivia duduk di halte bersama Debo sejak tadi. Tapi mereka enggan untuk memotong pembicaraan 2 anak manusia yang begitu serius.
Kemudian, mereka mendekatkan diri dan duduk di samping Sivia.
“Vi, ayo pulang” kata Kiki lembut sembari memegang pundak adik tirinya itu.
“iya kak. Ayo pulang. Daritadi kita nyariin kakak kemana-mana. Eh, gak taunya disini.” Kata Patton dengan wajah polos.
Sivia lalu mambuka matanya yang agak sembab itu. Tanpa berfikir panjang, Sivia langsung memeluk Kiki dan Patton.
“ya udah. Ayo pulang Vi. Terus tenangin diri.” Kata Kiki.
“iya kak. Makasih ya kalian berdua care ma Via.”
“iyaa kak.. udah .. ayuk buruan pulang Kak. Ntar keburu sore. Kan Kak Via belum makan. Kak Kiki.. mana kunci mobilnya? Biar Patton aja yang nyetir,, kan daritadi Kakak yang nyetir. Pasti capek.” Kata Patton.
“nih !” Kiki memberi kunci mobil kepada Patton dan mereka .. pulang..
***
Keesokan harinya di sekolah..
“Vi, kalau ada apa-apa, kamu datengin kakak aja di kelas XI-1. atau gak di ruang OSIS. Ya?” kata Kiki.
“iya kak.”kata Sivia dengan manis.
“Patton!!” panggil Kiki.
“siap kak! Patton pasti jagain Kak Via ” tandas Patton yang sudah mengerti maksud Kakaknya itu.
“oke. Kalau gitu, belajar yang bener ya.”
“kakak juga tuh. Belajar yang bener..” Kata Sivia dan Paton bersamaan.
“oke.”
***
Di kelas, Sivia dan Patton menyapa teman-temannya. Sivia dan Patton memang sekelas. Umur mereka hanya berbeda 10 bulan. Walaupun mereka berdua saudara tiri, tapi mereka begitu kompak layaknya saudara kandung. Teman-temannya pun sangat salut pada mereka berdua.
“hai, Vi.” sapa Angel, Zahra, Ify, dan Silla bersamaan.
“hai juga.!! ” balas Via.
“em, Vi… gimana kemaren? Loe pulang sama siapa Vi?”tanya Silla dengan nada sedikit ketakutan..
“oh, itu, gue dijemput sama Ka Kiki dan Patton.”jawab Sivia.
“oh, gitu.. maaf ya kemaren aku dan Riko sama sekali gak bermaksud untuk ninggalin kamu. Maaf ya cantik!” gombal Silla.
“iya. Gak papa kok. Malah aku berterima kasih banget sama kalian berdua karena udah ninggalin aku.”
“ ha?? lho kok? Maksud kamu Vi?” tanya Angel yang tidak begitu mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Sivia.
Ify, Zahra dan Silla pun kebingungan dengan perkataan Sivia barusan.
“iya,, jadi gini…………” Sivia menjelaskan panjang lebar tentang apa yang dialaminya dengan Debo kemaren siang.
Lalu..
“oooooooo… jadi gitu…………” kata Angel,Zahra,Ify dan Silla bersamaan dengan suara yang sedikit keras sehingga anak-anak yang ada di dalam kelas menjadi memperhatikannya..
“sssssttt.. kalian jangan nyaring-nyaring donk. Ntar kedengaran sama orangnya lagi.” Kata Sivia.
“enggak Vi. Tenang aja.. Dia lagi dengarin i-Pod ko.” Kata Silla yang duduk tepat di depan Sivia.
“lanjut Vi.. ” kata Ify yang tidak sabar mendengar lanjutan cerita tadi.
“iya Vi.. terus.. terus gimana??” kata Zahra yang juga tidak sabar mendengar lanjutan ceritanya.
Tiba-tiba.. sang ketua kelas datang mengumumkan sesuatu..
“CEPAT DUDUK DI TEMPAT KALIAN MASING-MASING!! BU OKKY DATAAANG..” dengan suara rocknya, Sion berteriak sambil berlari menuju tempat duduknya.
Benar saja, tak lama kemudian, Bu Okky datang. Anak-anak berhamburan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
“pagi anak-anak,” sapanya.
“pagi bu.”
Sementara itu dibelakang..
“Ngel, minggu lalu pelajaran Bu Okky ngapain aja?” kata Sivia kepada Angel yang duduk sebangku dengannya..
“oh iya Vi. Gue lupa ngasih tau loe kalo hari ini tuh ada lanjutan pengambilan nilai nyanyi. Katanya sih, Bu Okky mau memilih beberapa orang yang suaranya bagus.”
“trus??”
“nah, itu yang gue gak tau. Kata Bu Okky, beliau bakal ngumumin kalau pengambilan nilai nyanyinya sudah selesai.”
“oh.. gitu.. btw, loe udah maju blom Ngel?” tanya Sivia.
“udah minggu kemaren.”kata Angel.
“mampus!! Berarti gue ntar sendirian dong majunya.” Kata Sivia dengan suara yang lumayan keras sehingga mengagetkan Bu Okky.
Bu Okky sontak memanggil Sivia.
“Sivia. Kenapa kamu berteriak di kelas?” tanyanya.
“eh, ng.. ng.. nggak bu. Tadi refleks aja. Hehe.” Sembari menahan malu, ia hanya memberikan senyuman manis kepada teman-temannya. Patton yang melihat kejadian itu hanya senyum-senyum gak jelas.
“ya sudah. Persiapkan diri untuk ibu tes nyanyi.” Perintah Bu Okky.
“baik bu.”
Sivia hanya pasrah mendengar perintah gurunya itu.
“Vi, kalo gak salah, minggu kemarin, Cakka juga belom ambil nilai kok soalnya dia gak masuk sama kayak loe!.” Kata Angel.
“oh, baguslah. Berarti gue gak sendirian jadi tontonan gratis. Hehe.”
Selang beberapa menit..
“Cakka Kawekas Nuraga. Silakan maju ke depan.” Perintah Bu Okky.
“baik bu.”
Cakka yang duduk sebangku dengan Deva hanya menyeringai begitu namanya dipanggil.
“oke. mau nyanyi lagu apa Cak?” tanya Bu Okky.
Tanpa basa-basi dan pikir panjang, Cakka menjawab pertanyaan Bu Okky.
“-Aku Bukan Boneka- Bu.” Kata Cakka.
Hening sejenak..
3 detik kemudian, anak-anak satu kelas langsung tertawa terbahak-bahak. Tidak terkecuali Bu Okky. Tak disangka lelaki yang selama ini menjadi cowok terpopuler di ICIL SCHOOL, mencatat sebuah catatan buruk. Yaitu nyanyi lagu –Aku Bukan Boneka- by Rini Idol yang kesannya ceweeek banget.
“hahahahaha.. gak salah tuh? ya sudah Cakka.. silakan bernyanyi. Yang lain diam!!” kata Bu Okky yang masih tertawa kecil.
“baik bu.”
Kau fikir aku akan tergoda saat kau bisikkan kata cinta.
Kau fikir aku sperti mereka yang mudah saja berimu semua
Aku berbeda aku tak sama aku bukanlah sebuah boneka
Aku berbeda aku tak sama yang kuinginkan hanyalah cinta
Hoooouoooo…
Setelah 3 menit, akhirnya Cakka selesai juga bernyanyi di kelas.
“bagus Cakka. Suaramu lumayan.” Puji Bu Okky yang sedari tadi tertawa terkekeh mendengar Cakka bernyanyi.
“terimakasih bu.”
Cakka kembali ke tempat duduknya.
“gila loe Cak! Gokil banget tau gak! Ahaha.. ” kata Deva sembari tertawa kecil.
“iya. Gak nyangka gue loe bisa sebegitu gilanya di depan tadi. Keren.. keren..” kata Ray
“Oya Cak, loe gak takut apa kalau misalnya cewek yang loe taksir, Sivia, jadi ilfill ngeliat loe?” tanya Deva kembali.
“hehe.. Sivia itu cewek yang cuek. Jadi dia gak bakalan comment apa-apa Dev!!..” jawab Cakka.
“trus loe gak takut reputasi loe buruk di depan fans-fans cewek loe gara-gara nyanyi –Aku Bukan Boneka- Cak?” tanya Ozy yang duduk di depan Cakka.
“gak. Biasa aja. Toh cewek-cewek di sekolah kita masih tetap mengidolakan gue kok. Hahaha..” Cakka menyombongkan diri. Deva, Ray dan Ozy juga tertawa terkekeh melihat sobatnya itu narsis gila!.
Sementara itu di belakang, Agni yang daritadi melihat tingkah Cakka terlihat shock. Agni adalah salah satu anak cewek di sekolahnya yang sama sekali tidak mengidolakan Cakka.
Agni tau kalau lagu itu dinyanyikan oleh Cakka untuk menyindir dirinya. Karena, pada saat mereka SMP, Agni disuruh oleh guru keseniannya untuk menyanyikan lagu itu. Cakka pun terlihat sangat bahagia melihat musuh bebuyutannya yang dianggap sebagai ‘cewek jadi-jadian’ menyanyikan lagu itu dengan gaya centil. Menurutnya itu bukan Agni banget. Secara Agni kan tomboy. Gak cocok untuk diajak centil-centilan.
“awas loe. Lihat aja ntar pulangan!” ancam Agni sambil memperlihatkan genggaman tangannya ke Cakka.
Cakka hanya memandang itu dengan senyuman manisnya.
“Berikutnya.... Sivia Azizah.!!” Bu Okky melanjutkan.
“huuuft. Giliran gue nih. Doakan gue ya.” Kata Sivia kepada 4 sahabatnya.
“iya. Semangat vi!” kata Silla.
Sivia pun berjalan meninggalkan tempat duduknya.
Debo yang duduk tepat dibelakang Sivia begitu serius melihat Sivia. Pandangan matanya sangat isyaratkan arti bahwa ia masih mencintai Sivia.
“Baik. Mau nyanyi lagu apa Siv?” tanya Bu Okky.
“em, itu Bu.. Lagunya Marcell yang judulnya -Firasat-.. ini lagu yang saya nyanyikan untuk ……” perkataan Sivia terpotong karena ada suara pintu.
Tok.. tok.. tok..
“Permisi Bu Okky.” Kata salah satu suara.
“em, Vi.. jangan nyanyi dulu ya. Berdiri dulu disitu. Ibu ada keperluan sebentar.” Pesan Bu Okky.
“baik bu.” Jawab Sivia.
Kemudian Bu Okky bergegas mendatangi arah suara itu.
“eh, ibu Kepsek. Ada apa Bu?” tanya Bu Okky.
“ini. Ada anak baru. Titip di kelas ini ya Bu.” kata Bu Ira.
Ternyata Ibu Ira sang Kepsek di Icil School datang dengan membawa satu murid laki-laki yang baru pindah dari Perancis.
“oh, baik bu.”kata bu Okky.
“kalau begitu, saya pergi dulu ya Bu.” Kata Bu Ira yang melangkah kembali menuju ruang Kepsek.
“oh, iya. Terima kasih Bu.”
Lalu, Bu Okky membawa anak laki-laki itu masuk ke dalam kelas.
Hehe. Anak ini cakep juga. Eh, ya tuhan.. masa’ aku naksir sama anak kelas 1 SMA?? Batin Bu Okky.
“ayo kita langsung masuk ke kelas.” Perintah Bu Okky.
“baik Bu.”kata anak laki-laki itu.
Ketika anak itu berjalan ke dalam kelas, Sontak anak-anak menjadi ribut. Terlebih Debo, Ify, Cakka, Deva dan Ray menganga kaget melihat kedatangan anak laki-laki itu. Sivia yang berdiri di depan kelas pun menjadi canggung,
“haaa?? Ya ampuun… itu kan……” Kata Cakka dengan perkataan kecil.
“iya. Dia akhirnya beneran kembali.” Kata Deva.
“iya. Ternyata dia gak bohong. Dia beneran balik dari Perancis.” kata Ray.
Suara ribut anak-anak menjadi tambah tidak terkontrol.
“gillla.. cakep banget…” kata Dea.
“iya. Sumpah. Nie anak keren banget.”kata Keke.
“biasa aja tuh.” Kata Agni.
“yeee. Dibandingin Cakka mah, gak ada apa-apanya.”kata Dea kembali.
Sementara itu di daerah tempat duduk Sivia.
“anaknya lumayan keren ya.” Kata Silla.
“iya. Sil.” Kata Angel yang membenarkan perkataan Silla.
“eeeeeitss. Loe kan udah punya Kak Riko Sil. Masa nie anak loe embat juga sih?! Maruk banget loe.” Kata Zahra yang sama sekali tidak terima.
“hehe.. ya gak mungkin lah Ra.. gue kan setia ama Riko..” kata Silla kembali.
“bagus deh.” Kata Zahra yang sepertinya naksir sama anak baru ini.
“udah.. udah.. sssstttt diam.” Kata Ify menengahi perdebatan kecil diantara sahabatnya itu.
Sementara itu pikiran Debo masih tidak karuan... ia masih tercengang melihat anak laki-laki itu.
“apa? Dia balik. Apa ini gak mimpi? Kenapa dia harus balik lagi sih!” Debo hanya bergumam dalam hati. Ia terlihat sangat shock melihat kedatangan anak laki-laki itu.
Memang Anak laki-laki itu terlihat cool banget. Cakka yang jadi anak terpopuler karena predikat ‘keren’ aja gak bisa ngomong apa-apa lagi.
Sebelum anak laki-laki itu memperkenalkan dirinya,, ia memandangi Sivia dengan penuh keseriusan. Sivia yang melihat anak laki-laki itu terus memandanginya pun terlihat kikuk.
Lalu..
To be continued…
Siapakah anak laki-laki pindahan dari Perancis itu?
Apa hubungannya anak laki-laki itu dengan Debo, Ify, Cakka, Ray dan Deva?
Apa sebenarnya maksud Bu Okky mengadakan pengambilan nilai menyanyi?
Nantikan part selanjutnya ya..
JUST FOR YOU PART 1
CREATED BY : ECHA
Hari itu…
Di bandara…
“Vi, jangan lupain Iyel ya.. Tunggu Iyel.. Iyel pasti datang untuk selalu jagain kamu lagi kok. Iyel gak akan pergi lama.. Iyel janji deh !!”
“Tapi sampai kapan Via harus nungguin Iyel..” kata Sivia sambil menangis.
“Iyel juga gak tau Vi.. Maafin Iyel ya..”
Gabriel yang sedari tadi memeluk Sivia,, tiba-tiba mendengar suara mamanya yang memanggil namanya. Dan langsung melepas pelukannya terhadap Sivia.
“Yel, ayo cepat!! Pesawatnya udah mau berangkat.. Eh ada Sivia ya.. Loh, Sivia ke sini sendirian ?”
“eh, enggak tante.. Sivia ditemani Patton dan Ka Kiki..”
“oo.. lalu mereka kemana?”
“mereka nungguin Via di mobil, tante..”
“oo.. begitu.. hem,, ya sudah, Via,, tante pergi dulu ya.. Salam sama bunda dan papa kamu ya..”
“iya tante.. nanti Via sampaikan ke bunda dan papa.”
“Ya sudah.. Jaga diri baik-baik ya Via.. Maafin tante kalau Gabriel harus ikut ke Perancis sama tante. Sebenarnya Iyel gak mau ikut sama tante. Tapi apa boleh buat..”
“iya tante. Sivia ngerti kok.”
“ya sudah.. Jaga diri baik-baik ya sayang.. Ayo Yel kita berangkat.. Papa sudah nunggu di dalam tuh.”
“ma, mama duluan aja.. Iyel masih mau bicara sama Via 2 meniiiit lagi…” pinta Gabriel kepada mamanya.
“hem, ya sudah kalau begitu.. cepat ya Yel.. Nanti kita ketinggalan pesawat.. em, Via.. tante pergi dulu ya..”
“Ya tante.. Hati-hati disana ya.”
“hm, iya.. makasih ya Via..”
Setelah beberapa langkah mamanya pergi, Iyel kembali memeluk Sivia..
“Vi, jaga diri baik-baik ya.. Iyel mau, kalau ntar Iyel balik ke sini, Iyel lihat Via sama seperti yang Iyel lihat sekarang.. Iyel gak mau lihat Via berubah.”
“hmm,, iya iya. Via janji.. Tapi kalau Iyel perginya lama banget,, Iyel harus siap lihat Via berubah.” Kata Sivia yang kembali menangis.
“loh, kok ngomongnya gitu?”
“makanya!! Iyel baliknya cepat!! Jangan ninggalin Via lama-lama.. ”kata Sivia yang tangisannya tambah menjadi-jadi.
“iya. Iya. Iyel janji.. Udah dong. Jangan nangis terus. Iyel ntar kepikiran terus niih.” Kata Iyel sambil menghusap butiran air mata yang jatuh di pipi Sivia.
Entah mengapa, rasanya Sivia seperti tidak bisa bernafas. Dadanya sesak sekali merasakan pelukan hangat dan husapan tangan yang mendarat di pipinya. Ia merasakan sepertinya jantungnya berhenti berdetak.
“em, Vi, sebenarnya ada satu hal yang mau Iyel ngomongin sama Via.. Tapi..”
“apa Yel?”
“em, itu..”
“apa?”
“em, sebenarnya……”
“apaan sih Yel ?”
“em,, gini.. sebenarnya aku… Aku… Emm,, ”
“kamu kenapa sih Yel ? ”
“hm, a.. aku.. aku.. aku.. cint..”
PESAWAT JURUSAN PARIS PERANCIS SEDANG DALAM PERSIAPAN UNTUK TAKE OFF. HARAP PENUMPANG SEGERA BERSIAP-SIAP.
“Yel, cepetan dong ngomongnya.. pesawatnya udah mau berangkat tuh. Apaan sih ?”
“em, aduh Vi, gak jadi deh. Iyel ngomongnya ntar aja pas Iyel balik lagi ke Jakarta. Ya?”
“em, ya udah deh.” Sivia menunduk lesu.
Tiba-tiba..
Satu kecupan hangat mendarat di dahi Sivia. Sontak Sivia kaget.
Kemudian ..
“Vi, Iyel pasti balik. Iyel janji. Tunggu Iyel.” Bisik Iyel di telinga Sivia.
Lalu, Gabriel pergi berlari meninggalkan Sivia. Sivia melihat Gabriel melambaikan tangan dari kejauhan. Sivia membalas lambaian tangan Gabriel. Ia kembali menangis melihat kepergian Gabriel yang tidak sebentar.
@ Di perjalanan menuju parkiran dimana Kiki dan Patton menunggu Sivia. Sivia bergumam dalam hatinya.
“aku sayang kamu Yel” batin Sivia. Tapi kenapa kamu gak mau ngomong kalau kamu sebenarnya juga sayang sama aku!!! Aku kesal sama kamu..
@ Sementara itu di dalam pesawat,,,
“aku sayang kamu Vi” batin Gabriel. Tapi maafin aku karena aku laki-laki bodoh yang gak berani ngungkapin perasaanku yang sebenarnya ke kamu. Maafin aku Vi.
***
Hari-hari pun berlalu..
Tak terasa 3 tahun kemudian..
kriiiiiiing…
Bel pulangan berbunyi. Anak-anak Icil School berlarian keluar. Mereka tampak kegirangan karena jam belajar sudah habis.
Siang itu, dibalik pohon sekolah, tampak sepasang sahabat sedang membicarakan sesuatu hal.
“em, Vi, gimana nih?” tanya Riko.
“udah cepat sana samperin orangnya!!” perintah Sivia.
“tapi gua takut tau Vi!!”
“ya ampun Ko! Gue kan udah bilang! Loe pasti diterima kok! Udah cepat sana samperin!” Sivia mencoba memberi dukungan pada Riko.
“Vi,, loe kan sahabat gue,, loe bantuin gue dikit napa!” gombal Riko.
“bantuin apa lagi Ko? Gue udah suruh Silla jangan pulang dulu biar loe bisa ngomong langsung sama dia sekarang!. Gue kurang apa lagi coba! Udah, cepetan sana koooo!!!!” bentak Sivia.
“tapi,,,,!”
“iiiih… Silla itu gak makan orang! Cepetan sana! Kalau gak,, gue teriak disini nih kalau loe naksir sama Silla. Biar anak-anak pada tau!!” bentak Sivia kembali.
“eh, jangan! Jangan! ng, iya iya deh.. iya.. gue samperin dya.”
Akhirnya Riko luluh juga.
Hm, inilah saatnya. Batin Riko.
“Nah, gitu dong. Itu baru Riko sahabat gue. Udah sana samperin! Kasian tuh Silla udah nunggu daritadi.”
Riko pun mengangguk mengiyakan perintah Sivia.
Setelah itu, dengan perasaan gugup, Riko berjalan, berjalan, dan terus berjalan, lalu duduk di samping Silla. Setelah beberapa menit basa-basi, Dia pun mengutarakan perasaannya kepada Silla.
Dari kejauhan, Sivia terus memantau dan sesekali tertawa karena tingkah sahabatnya itu yang konyol pada saat berbicara dengan gadis pujaannya, Ashilla Zahrantiara alias Silla.
“hahaha… Riko… Riko… Akhirnya loe nembak Silla juga. Hm, gue bener-bener gak sabar dengar jawabannya Silla.”
Tiba-tiba… hp Sivia bunyi. Sms masuuk.
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
By: Riko asem.
Vi !! GW DTRIMA sma Silla !!
Ya ampun vi.. gila! Gw bhgia bgtz.
Kemudian Sivia membalas sms Riko.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
To: Riko asem.
Tu kn . ap gue blg! Loe pzti dterima ma Silla.
Ya ud de. Kalo gtu, cpetan qta pulang. Udah sore nih. Tugas gue ud slese. Capek gue. Cpetannn!!!
Riko membalas sms Sivia.
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
To: Sivia muetz
Em, Vi, map yupz. Gue ma Silla mau jalan” dlo ke mall.
So, loe plg sndri aj yah. Sorry Vi.
Sivia pun membaca sms dari Riko. Lalu membalasnya dengan penuh amarah.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
To: Riko asem
Dasar loe Ko! Nie kn mau ujan! Gue plg naik ap coba! Dsar loe gg tau trima kasih! Gue gak bakalan mau maapin loe!
Kemudian Sivia pun mematikan hpnya. Ia kesal sekali dengan Riko saat itu.
Hujan pun turun dengan derasnya. Sivia berteduh di halte tempat pemberhentian bus. Ia menunggu bus yang siapa tahu lewat. Kali ini Via tidak membawa mobil karena mobilnya lagi masuk bengkel. Karena itu niatnya ia ingin nebeng sama Riko. Tapi semuanya jadi kayak gini..
Sudah hampir setengah jam Sivia menunggu bus yang tak kunjung lewat juga.
“huuuft.. mana sih nie busnya. Capek gue nunggunya. Awas loe Ko! Gue gak bakal maapin loe.!”. marah Sivia..
Tiba-tiba, ditengah derasnya hujan, tampak seorang laki-laki keren yang melintas dengan mobil jazznya. Via tidak asing lagi dengan mobil itu. Karena dulu, Via sering diantar pulang atau jalan-jalan dengan mobil itu dan tentu saja dengan pengendara jazz itu. Tiba-tiba mobil jazz yang melintas itu berhenti tepat didepan dimana Sivia berdiri menunggu bus datang.
Lalu………
To be continued…
Siapakah pengendara mobil jazz itu ?
Apakah Sivia akan memaafkan Riko?
Dan kapankah Gabriel balik ke Jakarta?
No comments:
Post a Comment